Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Menengok
sedikit ke belakang. Yaitu ke masa-masa SMP. Waktu duduk di kelas 9 bangku
sekolah menengah pertama, saya pernah mendapat tugas untuk membuat pidato
karangan sendiri.
Langsung
saja, di bawah ini adalah pidato yang pernah saya buat sendiri.
Kunci Keberhasilan
Karya : Fitrah Anugrah Khairani
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat Bapak
dan Ibu selaku guru pengajar kami dan kawan-kawan semua yang ku kasihi.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunianya kita dapat berkumpul di sini bersama-sama.
Shalawat serta salam tak henti-hentinya kita panjatkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW.
Kawanku, aku tidak tahu seberapa banyak kata yang harus aku katakan,
dan seberapa banyak makna dari apa yang akan aku sampaikan. Tapi di sini, aku
mencoba untuk berbicara tentang hal yang benar-benar ingin ku bagi kepada
kalian semua.
Aku tahu
betapa sulitnya menjadi seorang pelajar. Aku juga mengerti betapa lelahnya
menjadi seorang pelajar, dan aku juga pahami betapa rumitnya menjadi seorang
pelajar. Memang, semua memang terasa melelahkan terkadang menjenuhkan, dan tak
jarang sangat membosankan. Tapi kawan, sebenarnya
ada satu cahaya di dalam itu semua. Ada sebuah cahaya yang jauh di atas sana,
sebuah cahaya yang sangat terang dan berkilauan. Tapi tidak dengan begitu
mudahnya saja untuk dapat melihat cahaya itu, atau untuk dapat melewati cahaya
itu. Kita benar-benar harus melewati lorong yang gelap, bahkan sangat gelap dan
melangkah sendiri. Bahkan kita tidak tahu apa yang ada di dalam lorong yang
gelap itu, atau apa yang akan terjai di lorong itu saat kita menjajakinya. Dan ku
pastikan, kita akan membayangkannya terlebih dahulu sebelum melewati lorong
itu, membayangkan segala kemungkinan buruk jika kita melewatinya.
Tapi kawan, ingatlah itu hanya banyangan
dalam fikiran dan imjinasi kita saja. Mungkin, kebanyakan dari kita, akan
merasa takut untuk melewati lorong itu, tapi hei kawan ! itu hanya rasa takut yang besar dari bayangan kita, karena
logikanya apa yang harus ditakutkan saat kita tidak mengetahui apa yang
sebenarnya da di dalam sana, di dalam lorong gelap itu. Aku bertanya pada
diriku sendiri di depan cermin itu, “Apa aku bisa menuju cahaya itu?” dan
seketika hati dan keyakinanku mengatakan “Ya! Tentu kamu bisa!” dan ternyata kawan, rasa ketakutan itu memang
benar-benar datang dari imajinasi atau bayangan kita sendiri.
Kawan, aku tahu semua memang terasa sulit, sangat sulit. Tapi kawan, masing-masing kita diciptakan
begitu istimewa dengan segala kelebihan dan potensi diri kita, jadi apa yang
harus kita takutkan lagi? apa yang harus kita ragukan lagi? bukan kita tidak bisa, tetapi kerena kita
tidak ingin berusaha untuk meraihnya, karena kita hanya mencoba dua kali
setelah gagal untuk pertama, bahkan kita tidak mencoba untuk ketiga, keempat,
bahkan berkali-kali lagi untuk meraihnya. Dan ingatlah dalam hati kawan-kawan semua, “bahwa semakin tinggi
pohon, maka semakin besar angin” ingatlah, bahwa semakin besar usia, maka
semakin banyak rintangan. Tapi kawan, ingatlah
bahwa setiap kerja dan usah keras, serta suatu hasil itu tidak pernah
mengkhianati semua prosesnya.
Kawan, kita dicipatakan dengan begitu banyak perbedaan, dengan
begitu banyak kekurangan serta kelebihan, dan sebenarnya itu adalah agar dunia
ini terasa berwarna. Si cerdas mengajarkan si malas, si baik menasehati si
pemarah, itu hanyalah tanda kecil bahwa kita diciptakan memang untuk hidup
saling berdampingan dan membutuhkan.
Jadi kawan, marilah kita saling merangkul, saling bahu-membahu, untuk
bersama-sama nenatap serta melihat cahaya berkilauan itu. Karena tidak pernah
ada yang tidak bisa ataupun sia-sia di dalam hidup ini. Semua ibaratkan bermain
sepakbola. Kita berlari, kita merebut bola itu, kita berusaha keras untuk
mendapatkan bola itu, dan tak jarang kita jatuh saat mengejar atau merebutnya. Tapi
saat itulah untuk kita bangkit kembali untuk mengejar bola itu, sampai pada
akhirnya kita berhasil memenuhi tujuan kita untuk memasukkan bola itu ke sebuah
gawang. Dan seorang Lienel Messi, Christiano Ronaldo, David Bechkam itu
bukanlah yang terbaik di antara semua, tapi mereka ialah yang selalu berusaha
menjadi yang terbaik di antara semua yang baik.
Jadi kawan, marilah kita bersama-sama mengumpulkan bekal, bernebah,
memperbaik diri, dan bersama-sama menggapai cahaya itu. Marilah kita
bersama-sama berushaa menjadi yang berguna untuk pranglain, dan diri kita
sendiri. Mari kita mengumpulkan do’a, dan restu dari masing-masing ayah ibu
bersama-sama, karena niscaya itu adlah sebuah kunci penting dari keberhasilan.
Mungkin sekian pidato yang dapat saya
sampaikan, akhir kata saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
banyak kesalahan, dan terimakasih atas segala perhatiannya.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah pidato yang pernah saya buat sendiri.
Terimakasih.
Semoga Bermanfaat.
Itulah pidato yang pernah saya buat sendiri.
Terimakasih.
Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar